Movie Review: 47 Ronin

Masih ingat betapa kecewanya saya melihat Edensor? Nah keesokan harinya saya dan suami balas dendam nonton “47 Ronin” yang sempat ditangguhkan dan saya tidak kecewa. Nah sesuai janji saya di FB, saya buat review-nya. Spoiler alert! (yang belum nonton filmya dan tidak mau terdistraksi dengan tulisan ini jangan baca ya). Cerita versi film ini: Diceritakan…

Backpackeran ke Tokyo: My last day (part 2)

Sepeninggal yuichi kami berdebat apakah akan menjelajah ginza atau memilih ke airport. Rupanya suami saya sdh tidak kuat lagi berjalan karena kapasitas kaki sdh overload. Jadi jalannya sampe terpincang-pincang. Maklum karena di Indonesia kami jarang sekali berjalanan jauh dan memang berjalan kaki waktu musim dingin itu berat sekali. Tubuh menjadi cepat capek karena harus berjuang…

Backpackeran ke Tokyo: My last day (part 1)

Hari terakhir di tokyo. Berat rasanya untuk mengakhiri episode perjalanan saya dan suami kali ini. Tetapi saya benar-benar menikmati dan mensyukuri kesempatan yang Alloh berikan kepada saya. Kemudahan-kemudahan yang saya dapatkan mulai dari persiapan hingga di sampai di Tokyo. Tetapi yang paling saya syukuri adalah saya bisa mendapatkan teman, saudara dan sekaligus host yg luar…

Backpackeran ke Tokyo: Kisah belut dan gerombolan kucing lucu

Mungkin yuichi terinspirasi dengan perkataan si bule perancis, tentang makanan tradisional jepang. Akhirnya yuichi mengajak kami masuk ke sebuah restaurant yang tidak jauh dari shibuya crossing. Ruangannya tidak besar dan tempat duduknya diberi sekat-sekat seperti ruang warnet. Seorang pelayan cantik memakai yukata tersenyum manis berbicara bahasa jepang kepada yuichi. Kalau di Indonesia mungkin dia sudah…

Backpackeran ke Tokyo: Shibuya Crossing dan Patung Hachiko

Manusia menyemut berlalu lalang. Saat itu cuaca Tokyo sedang hujan. Seorang gadis memakai sepatu merah nampak berdiri mematung. Bajunya basah oleh air hujan. Rambutnya yang panjang sedikit menutupi mukanya. Semua tidak peduli pada perempuan itu. Tidak ada yang aneh. Kemudian, seorang laki-laki setengah baya, memakai long coat berwarna cokelat muda melewatinya. Perempuan itu menoleh. Laki-laki…

Backpackeran ke Tokyo: Harajuku – Omotesando

Setelah dari Meiji Jingu, kami menyebrang jembatan “anti licin” tadi kearah jejeran café-café yang ada disana. Semua penuh orang yang mengantri. Akhirnya setelah memilih dan memilah, masuklah saya ke sebuah café yang sekiranya cukup nyaman dipakai untuk beristirahat dan berlindung sejenak dari udara dingin.   my menu Café itu menawarkan paket cake /pastry dan minuman…

Backpackeran ke Tokyo: Meiji Jingu

Udara yang dingin terus menusuk kulit. Saya gemetaran. Kami bertiga berjalan kaki ke destinasi selanjutnya dimana hanya yuichi yang mengetahuinya. Kami berjalan melewati sebuah jembatan penyeberangan yang berbeda dengan di Indonesia. Bersih, tidak ada pengemis atau pengamen, dan juga ada bantalan karet anti slip-nya. Jadi jika musim hujan atau salju sangatlah aman untuk berjalan kaki…

Backpackeran ke Tokyo: Ueno Park

Tempat ini saya pilih karena taman ini sangatlah terkenal, selain yayogi park (yang tidak saya datangi). Taman yang sangat luas ini terletak di sebelah Ueno Station di pusat kota Tokyo. Jadi mudah sekali jika ingin berkunjung kesana. Naiklah subway ke Ueno station dan keluarlah melalui Exit Park. Sejarah Ueno ParkMenurut sejarahnya, taman ini didirikan pada…

Backpackeran ke Tokyo: Asakusa area (2)

SENSOJI TEMPLE Berasal dari kata Senso yang berarti Asakusa dan Ji yang artinya kuil. Sensoji temple adalah kuil yang bisa dibilang paling terkenal di seantero Tokyo. Dibangun pada abad ke 7, kuil ini merupakan salah satu kuil yang paling tua di Jepang walaupun beberapa bagian dari kuil sudah bukan merupakan bangunan asli. me and husband…

Backpackeran ke Tokyo: Asakusa area (1)

Lampu merah menyala. Kami bertiga diam, sabar menunggu. Saya ingat hari sebelumnya yuichi nampak gusar kepada saya gara-gara saya nyelonong begitu saja menyebrang jalan padahal lampu sedang merah. Jujur saya tidak melihat lampu itu menyala merah. Kondisi fisik yang kecapekan berjalan kaki, ditambah udara dingin yang menyiksa membuat saya hilang konsentrasi. Untung saya tidak sedang…

Backpackeran ke Tokyo: Tokyo Sky Tree

Hari itu cuaca sangat cerah, kontras dengan hari sebelumnya yang mendung. Sinar matahari memasuki kis-kisi jendela apartemen yuichi. Setelah mandi dan bersiap-siap, kami sarapan pagi dengan menu ala jepang yang dimasak oleh yuichi. Rupanya saat saya dan suami terlelap tidur, beliau menyiapkan bahan masakan untuk dimasak keesokan harinya. *terharu lagi* Menunya yang kami makan pagi…

Backpackeran ke Tokyo: Roppongi

Saya sejujurnya bingung kemanakah kami berdua akan dibawa oleh Yuichi. Kaki saya sudah pegal seharian berkeliling, tapi saya masih ingin memanfaatkan waktu semaksimal mungkin. Mungkin yuichi juga capek, tapi beliau saja masih semangat. Masa saya tidak? Jadi dengan semangat baja, saya siap jalan lagi. Gambatte!!! Rappongi hills (saya singkat RH aja yah biar mudah) adalah…