Muslim Friendly Restaurant in Korea: Barugongyang Gosang (고상)

Ini adalah restoran yang pertama kali kami kunjungi di Seoul dalam event ini. Letaknya masih di jantung kota Seoul, namun terletak di lantai B2 sebuah gedung perkantoran. Jadi menurut guide kami, lantai atas dari bangunan tersebut adalah perkantoram sedangkan lantai bawahnya yaitu area B1 dan B2 adalah area restoran yang kalau saya lihat sekilas, lebih banyak resto yang menyajikan menu tradisional Korea.

“Korean food therapy Gosan” begitulah yang terpampang di depan, dekat pintu masuknya. Mudah mengenalinya karena ada juga terpampang tanda “halal restaurant week”-nya. Sekilas restaurantnya begitu sepi dan menenangkan, sama seperti kalau kita masuk ke kuil. Ya, mungkin karena sebenarnya, konsep dasar dari makanan-makanan yang tersaji disini adalah makanan yang dimakan oleh para biksu atau temple food atau dalam bahasa Koreanya disebut sebagai 사찰음식 (sachal eumsik). 

Dulu, menu makanan ini hanya tersaji untuk para biksu dan orang-orang yang memang dengan sengaja datang dan menginap di kuil. Tetapi belakangan ini, karena alasan kesehatan, jenis makanan ini begitu populer di kalangan masyarakat Korea secara umum.

20161113_115632

Istimewanya dari temple food ini adalah bahwa makanan-makanan yang tersaji disini tidak hanya berkonsep vegetarian saja, tetapi ada pantangan-pantangan lain juga yaitu tidak menggunakan lima jenis tumbuhan (untuk bumbu) yang mampu menstimulasi rasa (yaitu bawang merah, bawang putih, daun bawang, daun bawang liar dan squill cina).

Temple food juga menggunakan aneka sayuran musiman (karena Korea adalah negara empat musim, jadi jenis sayuran yang tumbuh berbeda setiap musimnya) dan mereka percaya bahwa masakan harus menghadirkan rasa aslinya, dimasak dengan hati-hati dan mengikuti aturan alam.

Saya penasaran karena belum pernah mencicipi menu makanan temple food sebelumnya tapi saya juga tidak yakin paham akan menu makanannya jadi akhirnya menu makanan kami hari itu dipilihkan oleh sang pemandu, yaitu (dalam bahasa Inggris):

  • tea
  • salad with cutlet (made from soybean meat)
  • mushroom casserolle 
  • stir fried glass noodles with burdock
  • sodam midu
  • cooked rice, soup, side dishes
  • dessert

Pertama kali, dihidangkanlah teh. Warnanya cokelat tua. Saya mengira teh jagung seperti yang kebanyakan dan hampir selalu dihidangkan di banyak restoran di Korea. Ternyata dugaan saya salah. Teh terenak yang pernah saya minum itu adalah teh yang terbuat dari daun lotus (teratai). Sayangnya, teh ini tidak dijual mentahannya, melainkan memang diracik khusus hanya untuk yang bersantap di Gosang.

20161113_115807

Hidangan kedua yang muncul adalah salad sesuatu yang mirip daging ayam digoreng tepung, lengkap dengan salad saus bit, dan ada juga mie mirip jap jae yang kental bau minyak wijen. Soal rasa, dua menu ini enak sampai tidak terasa kalau yang saya makan itu terbuat dari kedelai dan bukannya daging ayam.

20161113_121504

Kemudian dua buah menu kembali terhidang di hadapan saya dan saya kenal baik dengan salah satunya, yaitu tahu. Ya, tahu persegi yang dikukus kemudian dipanggang sebentar dengan sejumput salad dan kentang goreng dan dua macam saus yang kalau dari rasanya menggunakan bahan aneka biji-bijian.

Begitu pula hidangan yang di mangkuk. Sepintas mungkin seperti kolak pisang, tapi itu bubur perilla dengan jamur (kalau dari rasanya itu adalah jamur shitake). Kedua hidangan ini rasanya hambar karena rasanya alami dari biji-bijian itu.

20161113_123353

Saya pun mulai kenyang bercampur terbayang-bayang masakan Indonesia yang rasanya paling juara sejagat raya. Tapi menu utama akan segera tiba. Agak sedikit bahagia ketika saya melihat ada nasi di salah satu mangkuknya.

Nasi Korea itu menurut saya istimewa. Pulen dan enak rasanya. Ada kerinduan tersendiri kalau jelang keberangkatan ke Korea, ya pada semangkuk nasinya yang terhidang panas-panas dengan kacang hitam ditengah-tengahnya atau kalau sedang mujur, bisa dapat nasi dengan lima macam biji-bijian yang menyehatkan.

Sama seperti di Gosang. Nasi yang terhidang adalah nasi dengan lima macam biji-bijian lengkap dengan aneka kimchi dan juga sup (yang lagi-lagi ada jamurnya). Sesuai dengan pesan orang tua, makanan itu harus dihabiskan tak bersisa untuk menghargai usaha dan peluh orang yang memasaknya.

20161113_125000

Dengan memakan makanan ini, kalian bisa merasakan rasa pedas, pahit, manis, asam, asin dan hambar yang alami. Semua rasa itu mewakili segala aspek dalam hidup. Sekedar informasi. Walaupun resto ini mengusung konsep temple food, tapi restoran ini tidak dimiliki atau dijalankan oleh seorang biksu tetapi oleh seorang wanita yang mulai memasak untuk menyembuhkan anaknya yang menderita sakit atopic dermatitis. Beliau menggabungkan antara temple food dan bahan makanan yang juga berfungsi sebagai obat alamiah. Menarik ya?

Rangkaian menu makan siang kami di Gosang hari itu diakhiri dengan secangkir omija atau dalam bahasa Korea disebut 오미자화채/오미자 차 dan camilan berbahan biji bunga matahari. Beberapa orang dari kami mungkin baru pertama kali merasakan teh berwarna pink tua dan cukup terkejut dengan rasanya.

Omija ini terkenal juga sebagai teh lima rasa karena mengandung rasa manis, asam, pahit, pedas, dan asin. Hanya saja semua rasa itu tercampur sempurna dan setiap orang kadang merasakan rasa yang berbeda-beda di setiap tegukannya.

20161113_130744

Untuk merasakan makanan disini, kalian mungkin harus mengeluarkan dana yang ekstra karena konsep temple food di restoran ini adalah fine dining dan menu sudah diatur per paketnya. Kalau yang kami pesan harganya sekitar KRW 29.900 atau sekitar IDR 375.000. Tapi walaupun harganya termasuk mahal, tidak ada salahnya dicoba ya.

Happy traveling!

Alamat:

Barugongyang Gosang (고상)
26, Eulji-ro 5-gil, Jung-gu, Seoul, Mirae Asset Center 1, Basement 2 Floor
서울특별시 중구 을지로5길 26 (수하동) 미래에셋 센터원빌딩 B2F
Jam buka: Senin hingga Sabtu, jam  11.40am – 3pm, 6pm – 9pm. Hari Minggu tutup
Website (dalam bahasa Korea): http://www.baru-gosang.com

gosang

Transportasi:

Euljoro1-ga Station (Seoul Subway Line 2), Exit 5 atau 6, jalan kaki sekitar 7 menit

 

5 Comments Add yours

  1. Wah, dari gambarnya kelihatan enak ya?:) di Australia, mencari makanan halal itu susah-susah gampang, mungkin kalau di Korea Selatan lebih susah lagi ya?

    1. ayuavenue says:

      Di Australia siy masih mending siy menurut saya dibanding di Korea. Hehee

  2. nyonyasepatu says:

    lucu ya namanya, bikin tertarik hehe

    1. ayuavenue says:

      Namanya soo Korean ya mba

  3. memang ya di korea masih susah banget nyari makanan halal..

Leave a comment