Hari itu hujan mengguyur pulau Jeju dari pagi. Walaupun musim gugur tapi suhu di Jeju tidak sedingin di Seoul. Saya saja masih bisa bertahan tanpa jaket. Cuma tetep yaa harus bawa payung atau jas hujan karena saya termasuk manusia anti hujan alias kena hujan dikit langsung meriang.
Singkat cerita karena destinasi yang direncanakan oleh mba Kim, guide kami atas instruksi dari Jeju Tourism, kurang menantang maka terucaplah satu destinasi yang tak terpikirkan oleh saya. “Jeju love land!” teriak beberapa orang (siapa tuh ya?) sambil ngikik ceria. Karena mba Kim gak berani kasi persetujuan (mungkin dia shock atas permintaan kontingen Indonesia ini), mba Kim menghubungi pihak yang berwenang dan akhirnya approved! Yaay!! (Reaksi waktu masih polos).
Sekitar sore-sore yang basah. Kami tiba di lokasi. Saya siap-siap dengan hanya bawa payung dan hp di tangan. Semua perangkat elektronik sudah tewas mengenaskan kehabisan nyawa. Sebentar lagi hp saya juga akan menyusul teman-temannya. Belum apa-apa ya (karena masih polos dan ngga tau ada apa di dalam) terdengar suara perempuan serombongan ketawa-ketawa kenceng. Dari suaranya bisa ketebak kalau sudah ahjumma berambut keriting dan doyan makan permen karet (dan saya masih ngga ngerti kenapa ahjumma mostly berambut keriting dan doyan ngunyah permen karet). Makin lama di dengerin suara ngakak nya makin kenceng. Makin penasaranlah saya. Mba Kim wanti-wanti kalo liat yang aneh jangan kaget (lagi-lagi ngga ngeh maksudnya karena masih polos).
Berhubung dingin jadi setelah terima tiket kaburlah ke toilet. Baru mau masuk sudah stress. Gagangnyaaa!!! Pantes aja tuh emak-emak ketawa kenceng banget! Di dalem toilet gak kalah heboh (maaf no pic ya. Tengsin mau jepret di dalam toilet). Di depan toilet juga ada sesuatu yang gede banget dan ada kutilnya pulak. *tutup muka* (kalau mau intip fotonya bisa buka tulisan teman saya Inne di sini)
Sambil cekikikan antara takjub, cengok dan malu-malu tapi penasaran, saya dan inne menyusuri lokasi demi lokasi dan patung demi patung. Jepret sana sini sambil manggut-manggut dan mbatin dalam hati apa jadinya kalau kaya gini ada di Indonesia. Jawabannya cuma 2 kata. GAK MUNGKIN! Saya saja niy mau nulis ini menunda-nunda dan berpikir keras. Mengutip kata-kata Wira Nurmansyah “sebagai traveler syariah, saya merasa gagal!” hahaha…
Kemudian ga cuma patung bernuansa ulala itu, ada juga museumnya. Isinya? Aneka alat yang dipakai sebagai alat bantu dan posisi-posisi serta ada eksebisi yang menampilkan kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan cememew itu tadi. Berhubung hp saya akhirnya sakaratul maut jadilah kalian bisa intip-intip fotonya di lapak sebelah yaa punya adis atau punya kak cumilebay. Resiko tanggung sendiri.
Oyah, kalau pingin beli sesuatu disini pun bisa. Ada bola anti stress yang berbentuk b**bs. Bisa dipencet-pencet. Entahlah itu bisa menghilangkan stress atau tidak. Masih misteri. Bisa juga beli kacamata yang di hidungnya ada alat kelaminnya (risih banget liatnya tapi pas disana ketawa-ketawa).
Jeju love land ini berdiri di lahan seluas 39,667m² dan konon total ada 140 patung. 100 patung terletak di tamannya dan 40 lagi ada di dalam galery-nya. Untuk masuk ke sini siapin dana KRW 9.000 atau setara IDR 110.000 dan buat grup minimal 30 orang tiket masuknya hanya KRW 8.000/orang. Love land ini buka mulai jam 9 pagi sampai jam 12 malam dengan ketentuan beli tiket terakhir jam 11 malam (eh ngapain ya kesini malem-malem!!!)
Akhirnya karena sudah lapar, berakhirlah petualangan seru saru cuma di pulau Jeju. Kalau penasaran dateng aja loh. Gak usah jaim. Saya aja gak jaim anggap aja edukasi. Tapi ini cocoknya untuk yang sudah 17++.jadi jangan bawa anak-anak yaaa.
Happy traveling!
ayuavenue 
Yg masuk kesini pasti ngikik ya
Ngga ngikik lagi. Ngakak sampe ada yang jerit-jerit haha